Dalam dunia manufaktur, efisiensi dan kecepatan produksi
menjadi ukuran utama keberhasilan. Namun, ada satu masalah yang sering kali
tidak terlihat secara langsung, namun berdampak besar terhadap seluruh sistem
produksi yaitu downtime atau waktu henti produksi.
Downtime adalah saat di mana mesin berhenti bekerja atau
proses produksi tidak bisa berjalan. Masalah ini bisa muncul kapan saja, baik
karena faktor teknis, kesalahan manusia, hingga kendala pasokan. Meski sering
dianggap sebagai hal biasa, downtime yang berulang justru bisa menimbulkan
kerugian besar bagi perusahaan.
Penyebab Umum Downtime
Meskipun setiap pabrik punya dinamika sendiri, ada beberapa penyebab downtime yang paling sering terjadi :
1. Kerusakan Mesin
Mesin yang tidak dirawat secara rutin atau sudah terlalu tua sering menjadi penyebab utama berhentinya produksi. Kadang kerusakan terjadi tiba-tiba, tanpa gejala, dan butuh waktu lama untuk diperbaiki.
2. Kesalahan Operator
Kurangnya pelatihan atau kelelahan kerja bisa membuat operator melakukan kesalahan dalam pengaturan mesin atau prosedur kerja, yang pada akhirnya menghentikan proses produksi.
3. Masalah Bahan Baku
Bahan baku yang datang terlambat, tidak sesuai spesifikasi, atau jumlahnya kurang juga bisa menyebabkan lini produksi tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
4. Gangguan Teknologi dan Listrik
Ketergantungan terhadap sistem otomatisasi atau software juga bisa jadi titik lemah. Gangguan jaringan atau listrik padam bisa menghentikan produksi secara mendadak.
5. Kurangnya Komunikasi Antar Divisi
Misalnya, bagian gudang tidak memberi tahu bahwa stok
komponen habis, sementara bagian produksi sudah bersiap jalan. Hal kecil ini
bisa membuat seluruh jalur terhenti.
Dampak Downtime pada Operasional
Sering kali, downtime tidak langsung terasa dalam laporan
harian. Tapi jika dikalkulasi lebih dalam, efeknya cukup signifikan :
- Penurunan produktivitas karena proses produksi terhenti atau melambat.
- Biaya tambahan seperti lembur, perbaikan darurat, hingga kompensasi keterlambatan ke pelanggan.
- Penurunan kualitas jika produksi harus dikejar dengan terburu-buru setelah mesin menyala kembali.
- Reputasi perusahaan terganggu, terutama jika terjadi keterlambatan pengiriman berulang.
Strategi Mengurangi Downtime
Mengelola downtime bukan sekadar memperbaiki mesin saat
rusak, tapi juga tentang menciptakan sistem kerja yang tangguh. Beberapa
strategi yang bisa diterapkan antara lain :
a. Penerapan preventive maintenance secara disiplin, bukan hanya
menunggu mesin rusak baru diperbaiki.
b. Monitoring performa mesin secara real-time, sehingga bisa
mendeteksi gejala awal kerusakan.
c. Pelatihan rutin bagi operator agar mampu menghadapi kondisi
darurat dan mengoperasikan mesin dengan benar.
d. Koordinasi antar divisi yang lebih solid agar proses
logistik, produksi, dan perencanaan berjalan seirama.
e. Analisis downtime dengan data yang akurat, agar tahu akar
masalah sebenarnya.
Downtime memang tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, tapi bisa
dikelola agar tidak mengganggu produktivitas secara besar-besaran. Perusahaan
yang mampu meminimalkan downtime tidak hanya menghemat biaya, tapi juga
menunjukkan kematangan sistem produksinya.
Karena itu, jangan anggap sepele saat mesin berhenti sesaat.
Bisa jadi, itu adalah sinyal bahwa ada proses yang perlu ditinjau ulang—sebelum
waktu henti kecil berubah menjadi masalah besar.
________________________________________________________________________
MARGOSARI MESIN
Jam Operasional : Senin-Sabtu,
08.00-16.00
Alamat : Jalan KRT. Kertodiningrat,
Karangtengah Kidul RT 10/05 Margosari, Pengasih, Kulon Progo, DI Yogyakarta
Yuk, buruan cek website kami https://margosarimesin.com dan pesan sekarang juga!!!
Untuk informasi dan pemesanan lebih
lanjut, kamu dapat menghubungi nomor berikut ini!
Atau temukan sosial media kami
Facebook https://www.facebook.com/margosari.mesin
Instagram https://www.instagram.com/margosarimesin
Youtube https://youtube.com/@margosarimesin
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !